Selasa, 20 Maret 2012

PERSONAL SKILLS


 Kecakapan untuk menemukan iati diri.

'Personal skills' atau kecakapan untuk memahami dan menguasai diri sendiri, yaitu suatu kemampuan berdialog yang perlu dimiliki oleh seseorang untuk dapat mengaktualisasikan jati diri dan menemukan kepribadian dengan cara menguasai serta merawat raga dan sukma atau jasmani dan rohani. Oleh karena itu pada dasarnya personal skills ini mencakup dua .macam kemampuan yang saling berpengaruh, yaitu kemampuan yang bersifat ragawi atau jasmani atau 'physical' dan kemampuan yang bersifat sukmawi atau rohani atau 'non-physical'. Kemampuan rohani ini dapat dikategorikan ke dalam tiga cabang kemampuan yang menyatu sebagai inti kemampuan kalbu yang bermoral pada diri seseorang, yaitu kemampuan yang bersifat intelektual, yang bersifat emosional, dan yang bersifat spiritual.
 
a. Kemampuan physical
 
Kemampuan physical dapat digambarkan sebagai kecakapan seseorang untuk menjaga kesehatan tubuh, raga atau jasmani sebagai tempat bersemayamnya roh. Orang bijak mengatakan bahwa di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Kemampuan ini sangat penting untuk dikuasai oleh setiap orang agar dia dapat melaksanakan tugas dan fungsi untuk bergerak secara leluasa dan bebas hambatan dari tempat yang satu ke tempat lainnya. Hasil dari kemampuan physical ini adalah daya fisikyang prima pada diri seseorang. Wujud fisik yang prima antara lain adalah dapat menangkal berbagai kemungkinan datangnya bermacam-macam penyakit yang sewaktu-waktu dan secara leluasa ingin singgah ke dalam tubuhnya. Untuk itu diperlukan pendidikan dan latihan-latihan jasmani dan kesehatan. Kalau ada kelemahan, kesulitan atau hambatan dalam upaya penguasaan 'physical skills', maka titik berat penanganannya perlu dimintakan bantuan kepada ahli olah raga, ahli kesehatan atau kepada dokter.
 
b. Kemampuan intelektual
 
Kemampuan intelektual yang disebut juga kemampuan akal dapat digambarkan sebagai kecakapan seseorang untuk menguasai cara berdialog dengan ilmu pengetahuan sebagai alat untuk dapat menguak misteri dari berbagai keberadaan alam fisik dan alam gaib yang telah disediakan oleh Sang Pencipta. Dengan menguasai ilmu pengetahuan, daya fikir seseorang menjadi semakin terlatih untuk menemukan sumber kebenaran melalui kemampuan  berbahasa,  kemampuan  berhitung  dan  melihat  ruang, kemampuan menganalisis, dan kemampuan menganalogikan. Kemampuan berbahasa adalah kemampuan untuk membaca, menulis, mendengarkan, bercerita,  mengungkapkan  gagasan  dan  berkomunikasi.   Kemampuan berhitung  atau  kemampuan  matematika  adalah  kemampuan  untuk memahami angka, bidang, ruang dan logika. Kemampuan menganalisis adalah kemampuan untuk menghubungkan secara kritis satu fakta dengan fakta-fakta lainnya. Kemampuan menganalogikan adalah kemampuan untuk mengambil kesimpulan dan berbagai informasi yang tersedia. Untuk itu diperlukan pendidikan dan latihan-latihan berfikir yang benar berdasarkan metode-metode yang telah diakui kesahihannya. Hasil yang diperoleh dari kecakapan intelektual adalah daya intelektual, daya nalar atau daya fikir yang tajam pada diri seseorang yang membuahkan antara lain: munculnya kemampuan daya kreatifitas untuk memecahkan masalah-masalah yang muncul dalam kehidupan sehari-hari, untuk menciptakan berbagai karya seni, untuk mewujudkan buah pikiran baik secara lisan maupun tertulis, dsb. Kalau ada kelemahan, kesulitan atau hambatan dalam upaya penguasaan kemampuan intelektual, maka titik berat penanganannya perlu dimintakan bantuan kepada ahli pendidikan atau kepada guru.
 
c. Kemampuan emosional
 
Kemampuan emosional yang disebut juga kemampuan rasa dapat digambarkan  sebagai  kecakapan  seseorang  untuk  menguasai  cara menghadapi, cara berhubungan atau cara berdialog dengan perasaannya sendiri sebagai ciptaan Tuhan yang diberi martabat mulia menjadi khalifah atau wakil Tuhan di planet bumi. Kecakapan untuk berdialog dengan perasaannya sendiri sangat diperlukan oleh seseorang untuk mampu meredam keinginan ego yang tidak terbatas dan selalu ingin berkuasa, mampu menata kekesalan dan kemarahan. Hasil yang diperoleh dari kecakapan  untuk  berdialog  dengan  perasaan  secara  umum  adalah pemahaman tentang diri sendiri yang memiliki berbagai macam kelemahan dan kekurangan, akan tetapi juga memiliki beragam kekuatan dan kelebihan.
Kemampuan emosional juga dapat menghasilkan daya perasaan pada diri seseorang yang dapat berwujud antara lain: bercita-cita, bersikap toleran, tidak sombong, menurut aturan, komitmen yang kuat, rendah hati, menerima kekurangan, perasaan kasih, perasaan sayang, perasaan cinta, perasaan suka, perasaan duka, perasaan simpati, perasaan empati, solidaritas, dsb. Untuk itu diperlukan pendidikan dan latihan perasaan yang disebut olah rasa di dalam diri seseorang yang diharapkan melengkapi fungsi panca inderanya. Kalau ada kelemahan, kesulitan atau hambatan dalam upaya penguasaan kemampuan emosional, maka titik berat penanganannya perlu dimintakan bantuan kepada ahli kejiwaan, kepada psikolog atau kepada psikiater.
 
d. Kemampuan spiritual
 
Kemampuan spiritual, pertama dapat digambarkan sebagai kecakapan seseorang untuk menguasai cara menghadapi, cara berhubungan atau cara berdialog dengan Tuhan sebagai Sang Pencipta atau Al-khalik, yang kasih sayangNya tidak bertepi karena sangat luasnya dan juga tidak berdasar karena teramat dalamnya, sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya. Kecakapan untuk berdialog dengan Tuhan melalui penyembahan, melalui berbagai usaha dan upaya sebagai ibadah, melalui doa, melalui keikhlasan untuk menurut kepada aturanNya, baik yang berupa perintah maupun yang berupa larangan, mensyukuri berbagai karunia yang telah diterima, bersabar untuk menerima cobaan yang dialami dalam kehidupan, dan bersikap tawakkal atas semua ketentuanNya, sangat diperlukan oleh seseorang untuk memperoleh ridho Tuhan. Kedua sebagai kecakapan untuk berdialog dengan ayat-ayat Tuhan baik yang tertulis di dalam Kitab-kitab Suci maupun yang tidak tertulis pada semua wujud ciptaanNya. Dalam bahasa sehari-hari kecakapan untuk berdialog agar dapat memperoleh ridho dari Sang Pencipta ini disebut sebagai kemampuan untuk hablun minallah. Hasil yang diperoleh dari kecakapan spiritual adalah daya spiritual pada diri seseorang sehingga mampu berdzikir, yaitu ingat kepada Tuhan yang dapat berwujud antara lain dalam iman, doa, syukur, sabar, tawakkal, ketulus ikhlasan, optimisme, idealisme, dedikasi, kerja keras, menerima kegagalan, menghayati perhatian dan pengawasan Tuhan. menaruh pengharapan kepada Tuhan, berpikir untuk jangka panjang, dsb. Kalau ada kelemahan, kesulitan atau hambatan dalam mengembangkan kemampuan spiritual, maka titik berat penanganannya perlu dimintakan bantuan kepada ahli keagamaan atau kepada rohaniwan. Keseimbangan yang terpadu melebur dan menyatu antara kemampuan intelektual, kemampuan emosional dan kemampuan spiritual itulah yang dapat menghasilkan inti nilai-nilai moral yang tercermin pada diri seseorang sebagai kalbu yang bermoral.

Tidak ada komentar: